Info pemesanan

Untuk informasi lebih lanjut hubungi :
Mobile : 08777 368 7888, 08129527536
PIN BB : 275A3598, 2A7EF714

Pembayaran melalui trasnfer ke :
BCA Cabang Purwakarta
A/n. Sugianto
Rek No : 2311 6672 13

Sabtu, 29 Januari 2011

CARA BERTANAM SEMANGKA HIBRIDA

Sebuah rekomendasi tanam, untuk hasil yang memuaskan

Syarat Tumbuh
Tanaman semangka dapat tumbuh pada ketinggian 0 - 700 m dpl, dengan suhu antara 210 – 300 C. Semangka cocok ditanam pada tanah dengan pH 6 – 6,8 dengan tekstur lempung berpasir. Penanaman semangka dapat dilakukan sepanjang musim, tetapi diharapkan pada saat mulai berbunga iklim mulai kering.

Persemaian
Media persemaian merupakan campuran tanah, pupuk kandang dengan perbandingan 3 : 1, ditambah pupuk NPK 0,5 kg per 2000 polybag. Untuk mencegah serangan hama, pada pembibitan dapat diberikan pestisida bahan Carbofuran sebanyak 0,25 kg/2000 polybag. Benih direndam dengan air hangat kuku selama kurang lebih 6 jam, kemudian ditiriskan dan disimpan dalam kain atau kertaas koran yang telah dibasahi untuk dikecambahkan. Setelah berkecambah bibit dipindahkan dalam polybag yang telah disediakan dan disimpan di tempat yang diberi naungan plastik bening untuk menghindari sinar matahari langsung. Sungkup dibuka setiap hari hingga pukul 10 pagi kemudian ditutup lagi. Dilakukan sampai bibit siap dipindahkan ke lapangan. Kelembaban persemaian harus selalu terjaga dengan melakukan penyiraman. Untuk mencegah serangan hama dan penyakit perlu dilakukan penyemprotan dengan pestisida.

Persiapan Lahan
1. Tanah diolah dan dibuat bedengan selebar 5 – 6 m, tanah yang akan ditanami (di bagian samping bedengan) digemburkan selebar 1 m.
2. Pengapuran diberikan apabila pH tanah kurang dari 6 dengan dosis 2 ton/ha
3. Pupuk kandang diberikan pada bagian bedengan yang akan ditanami semangka sebanyak 1 – 2 kg/tanaman.
4. Pupuk dasar diberikan sekitar 7 hari sebelum tanam, yaitu: Urea = 15 g/tan.; ZA = 30 g/tan.; SP 36 = 45 g/tan. dan KCl = 40 g/tan., total pupuk yang diberikan = 130 g/tanaman.

Transplanting
Setelah bibit berumur 8 – 12 hari setelah semai atau berdaun 2, bibit siap dipindahkan ke lahan. Jarak tanam 60 – 70 cm dalam barisan dan 5 – 6 meter antar barisan. Penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari, sebelum bibit dipindahkan sebaiknya lahan telah dileb atau diairi dan bibit direndam dalam larutan fungisida.

Pemeliharaan
Apabila ada tanaman yang mati secepatnya dilakukan penyulaman agar tanaman seragam, paling lambat 7 hari setelah tanam.
Pemupukan susulan:
• Umur 7 hst: NPK = 4,5 g/tan.; KNO3 = 2,5 g/tan.
• Umur 14 hst: NPK = 8,5 g/tan., KNO3 = 2,5 g/tan.
• Umur 21 hst: KCl = 15 g/tan.; NPK = 12,5 g/tan.
• Umur 35 hst: ZA = 8,5 g/tan.; NPK = 12,5 g/tan.
• Umur 45 – 50 hst; ZA = 10 g/tan.

Perempelan/pemangkasan cabang dan pembuahan
Cabang utama dipotong setelah 5 – 18 ruas / umur 22 hst, Mudah dalam pembentukan buah ; Pembentukan buah umur 35 – 37 hst harus sudah jadi dan buah yang dipelihara adalah buah ke 2 – 4 dari pangkal batang. Biasanya dipelihara 1 buah per tanaman untuk mendapatkan ukuran buah yang optimal & yang lainnya dibuang. Kelebihan pencalonan buah s/d umur tanaman 35 -37 hst adalah kalau calon buah yang utama ruas 3-5 tsb tidak jadi masih mempunyai kesempatan buah lainnya utk dicalonkan/dijadikan sedangkan manfaat lainnya adalah keseragaman bobot buah dan masa panen, Bobot rata-rata per buah 6 – 8 kg ( potensi bobot s/d 12 kg ).

Pemberian Jerami
Dilakukan untuk melindungi buah, batang dan ranting. Jerami diberikan setelah panjang tanaman sekitar 50 cm, kemudian dilakukan pembalikan buah untuk mendapatkan bentuk buah yang seragam dengan kualitas buah bagus dan warna merata (tidak putih sebagian).

Pengairan
Pengairan diperlukan untuk membantu pada awal pertumbuhan. Pengairan dihentikan pada awal terjadinya pembentukan bunga betina. Dan diairi kembali untuk membantu pembesaran buah. Setelah buah mencapai ukuran maksimal pengairan dikurangi untuk mendapatkan semangka yang berkadar gula tinggi.

Pengendalian Hama dan Penyakit
Trips gejalanya pertumbuhan tanaman terhambat dan berubah bentuk. Perubahan warna pada bunga dan bisa menyebabkan gugur buah. Bekas pada daun akan berwarna keperakan. Pengendalian: Menyemprotkan insektisida, seperti Agrimex, Lungidon, Confidor dan Misurol.

Kutu daun Myzus pesicae gejalanya: daun mengering ke bawah pertumbuhan daun tidak normal, biasanya ditemukan embun jelaga yang berwarna hitam dan cairan gula yang lengket. Pengendalian: mengumpulkan daun yang tererang dan memusnahkannya, penyemprotan insektisida, seperti Regent, Perfection 40 EC, Tokithion 500 EC.

Tungau gejala: tanaman terhambat pertumbuhannya, bercak-bercak kuning pad daun, pada kondisi parah daun menjadi kuning dan adanya jaring-jaring serat. Pengendalian: melakukan penyemprotan dengan pestisida seperti, Omite, Kelthane, Nisorum, Marshal, Perfecthion, Regent secara rutin dengan interval yang telah ditentukan.

Kresek (Downy Mildew) gejalanya daun mengering, coklat kehitaman, menggulung ke atas di bagian bawah ditemukan jamur yang berwarna putih kehitaman. Pengendalian: pemotongan daun yang terserang, penyemprotan fungisida seperti Antracol, Ridomil, Vondosep dan Allo.

Panen
Buah semangka dapat dipanen pada umur 55 – 60 hst.

Selamat mencoba, semoga sukses
Rumahbenihunggul.blogspot.com

CARA BERTANAM TOMAT HIBRIDA (Dataran 800 - 1200 M dpl)

Sebuah rekomendasi teknik bertanam yang memerlukan penyesuaian sesuai potensi agroklimat setempat

Syarat tumbuh
Tanaman tomat akan tumbuh baik pada iklim yang memiliki suhu antara 160 – 260 C. Banyak sina\ar matahari dan kelembaban rendah. Bila kekurangan sinar ruas tanaman kurus memanjang, bunga mudah rontok dan buah tidak bisa membesar. Kondisi suhu malam hari yang terlalu tinggi (>200 C) berpengaruh terhadap proses pembentukan buah karena bunga menjadi rontok. Cocok ditanam pada tanah berpasir, lempung dan subur, dan pH 5,5 – 6,5.

Persemaian
Kebutuhan benih per hektar 100 – 150 g. Media semai terdiri dari tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2 : 1 ditambah TSP dan Furadan yang dimasukan di dalam polibag. Apabila perlu, benih direndam dulu dalam larutan fungisida dan bakterisida (Benlate dan Agrept) selama 4 – 6 jam atau direndam dengan air hangat kuku lalu ditiriskan. Selanjutnya benih dimasukan ke dalam polibag 1 biji/polibag dan ditutup dengan tanah lembut atau halus, lalu disirram dan ditutup dengan lembaran karung goni (naungan semai) Pemeliharaan semai dilakukan dengan menjaga media semai tetap lembab, karung goni dibuka seetelah benih berkecambah. Apabila diperlukan dilakukan penyemprotan pupuk daun dan fungisida (Growmore P) pupuk P dan fungisida untuk rebah batang phytium.

Pengolahan tanah.
Tanah diolah, dibuat bedengan lebar 120 cm & tinggi 30 cm, Diberi pupuk kandang 20 ton/ha atau 1 kg/tanaman. Kapur pertanian (kaptan) diberikan dengan dosis 2 ton/ha atau 10 g/tan. Dosis pupuk dasar N:P:K = 2:1:1 sebanyak 100 g, waktu pemberian sekitar 5 – 7 sebelum tanam. Selanjutnya bedengan ditutup dengan mulsa plastic. Lubang tanam dibuat dengan cara melubangi mulsa dengan jarak tanam 60 – 70 cm

Transplanting
Bibit ditanam pada umur sekitar 17 hss. Ditanam 1 tan./lubang. Bibit yang ditanam pilih yang vigor dan tidak rebah.

Pemeliharaan
1. Apabila diperlukan penyulaman dilakukan maksimal 7 hari setelah penanaman
2. Pupuk susulan diberikan mulai 15 – 20 hst dengan dosis 2 – 3 kg NPK per 200 liter air dengan dosis 250 ml per tanaman
3. Pemberian pupuk susulan selanjutnya setiap 8 – 12 hari denggan dosis yang sama sampai umur 80 hst
4. Pengairan diberikan apabila kondisi lahan kurang lembab
5. Penyiangan dilakukan apabila banyak gulma
6. Pemasangan ajir dan pengikatan dilakukan sedini mungkin agar tidak mengganggu sistem perakaran.
7. Pemotangan pucuk dilakukan apabila bunga mencapai 7 – 8 tandan/tanaman
8. Pewiwilan buah dilakukan sedini mungkin untuk menghindari busuk hitam Erwinia akibat pelukaan

Pengendalian hama dan penyakit
Hama yang sering menyerang tanaman tomat antara lain, Agrotis (ulat), pelubang daun (leaf miner), ulat buah (Helioptis almigera), kutu putih (White Fly), nematota (cacing). Pengendalian dengan cara pemijitan dan pembuangan tanaman terserang, memperbaiki sanitasi kebun dan MPHP, penyemprotan larutan Decis, Trigard, Curacron, Agrimek dan pemberian Furadan

Penyakit
Layu Fusarium. Gejalanya layu dimulai dari daun tua atau menyerang dari bawah ke atas. Sering terjadi pula layu sebagian dan prosesnya cepat. Pengendalian melalui perbaikan sanitasi, MPHP dan drainase serta penyemprotan fungisida a.l. Benlate & Anfil.

Phytoptora. Gejalanya banyak di musim hujan dan berkabut. Daun, batang dan buah membusuk, berwarna hitam dan basah dengan bau yang keras. Bagian bawah daun terlihat lembaran putih. Pengendalian, dengan mengatur jarak tanam, mengurangi naungan dan perempelan daun tua serta penyemprotan fungisida seperti Ridomil, Dithane dan Curzate.

Alternaria. Gejalanya banyak terjadi di pergantian musim. Pada daun, batang dan buah terdapat lingkaran berwarna coklat dan kering disertai lingkaran yang berwarna kuning. Pengendalian, melalui pengaturan jarak tanam dan mengurangi naunganserta dengan penyemprotan fungisida yang cocok seperti Curzate dan Derosal.

Phytium atau rebah batang. Gejalanya banyak terjadi di musim hujan, pangkal batang mengerut dan berwarna hitam yang mengakibatkan tanaman rebah. Pengendalian, melalui pemakaian naungan saat persemain, penggunaan media semai yang steril, merendam benih dalam larutan fungisida, penyemprotan fungisida pada persemaian serta perlakuan fungisida pada saat transplanting. Fungisida yang digunakan misalnya, Score dan Ridomil.

Layu bakteri (Pseudomonas solacearum). Gejalanya tanaman layu atau mati ujung dengan daun menguning, batang mengeluarkan lendir jika direndam. Pengendalian, melalui pengolahan tanah yang baik, perbaikan drainase dan sanitasi kebun, rotasi tanaman dengan tanaman yang tidak sejenis serta penyemprotan bakterisida seperti Agrept dan Agrimycin.

Panen
Pemanenan dapat dilakukan mulai umur 65 – 80 hari setelah tanam. Buah yang pertama matang atau dipanen adalah buah yang ada pada tandan pertama. Panen dapat dilakukan 3 atau 4 hari sekali. Masa produksi berlangsung 12 sampai 16 kali panen atau 40 hari dan dapat mencapai 3 kg/tanaman.

Lain-lain
• Dianjurkan tidak memberikan unsur N berlebihan
• Dianjurkan jumlah tandan yang dipelihara 7-8 tandan

Selamat mencoba dan semoga sukses
Rumahbenihunggul.blogspot.com

CARA BERTANAM PARIA HIBRIDA

Sebuah rekomendasi teknik budidaya, yang memerlukan penyesuaian sesuai potensi agroekologi setempat./

Persiapan Lahan
Tanah dibajak atau dicangkul dan kemudian dibuat bedengan dengan ukuran lebar 200 meter, panjang sesuai dengan kebutuhan. Kemudian diberi lubang tanam dengan jarak 75 – 100 m x 150 – 175 cm. Kemudian setiap lubang tanam diberi pupuk kandang dan pupuk dasar.

Persemaian
Media tanam dibuat dengan mencampur tanah dan kompos dengan perbandingan 2 : 1 dan dimasukan ke dalam polibag. Perlu diperhatikan pada saat menyemai:
• Ujung benih pare kulitnya dipangkas
• Direndam dalam air selama 24 jam
• Diperam dalam kertas koran atau kain yang lembut.
• Setelah berkecambah ditanam pada media polibag yang disediakan dengan kedalaman 2/3 benih atau ditanam langsung ke lapang
• Persemaian ditutup dengan kertas atau karung goni sampai berkecambah ke atas dan untuk di lahan langsung ditutup
• Persemaian disiram setiap pagi dan sore
• Bibit siap tanam umur 12-15 hari

Penanaman
Ada 2 sistem penanaman
1. Penanaman tanpa persemaian
Benih yang berkecambah saat diperam ditanam langsung di lahan tanpa disemai dulu. Tanam kecambah 2/3 bagian dan ditutup dengan pelepah pisang sampai kecambah ke atas.
2. Penanaman dengan persemaian
Benih hasil peraman disemai dulu dalam polibag selama 15 hari, penanaman dilakukan saat benih berdaun 2-4 helai. Penanaman sesuai dengan jarak tanam yang telah disediakan.

Pemeliharaan
Penyulaman dilakukan secepat mungkin jika ada tanaman yang mati untuk mendapatkan keseragaman pertumbuhan. Paling lambat satu minggu setelah tanam.
Pengairan dilakukan terutama pada musim kemarau setiap 3 – 5 hari sekali atau tergantung kondisi tanaman.
Pemupukan diberikan pada umur 1 minggu setelah tanam berupa Urea 5 g/tan., KCl 4 g/tan. Dan SP 36 4 g/tan.. Selanjutnya diberikan 2 minggu sekali dengan jenis dan dosis yang sama. Pupuk daun dapat diberikan 1 minggu sekali.
Pemasangan ajir/turus untuk menopong atau merambatkan tanaman. Apabila pemberian rambatan terlambat akan berpengaruh pada produksi. Adapun system rambatan sebagai berikut:
• Sistem tunggal, pada tiap-tiap barisan dipasang turus berdiri sejajar kearah samping dan diujung dipasang bamboo penguat yang dihubungkan dengan kawat.
• Sistem ganda, 2 baris tanaman digabungkan antara sisi kanan dan kiri. Sistem ini membutuhkan bamboo yang relatif banyak.
• Sistem para-para, system ini cukup efektif dibuat dan akan memberikan hasil atau produksi yang cukup dibandingkan dengan dua system sebelumnya, tetapi membutuhkan bambu yang banyak.

Pengendalian Hama dan Penyakit
Ulat daun cirinya terdapat bekas gigitan. Pengendalian dilakukan dengan menyemprot insektisida Confidor, Tokuthion, Decis, Pegasus, Curacron dan sebagainya.

Lalat buah berupa Larva lalat buah atau ulatnya menyerang buah muda kemudian menggerogoti buah hingga besar, akhirnya buah menjadi busuk. Pengendalian dilakukan dengan menyemprot tanaman dengan insektisida seperti pada ulat daun.

Busuk batang disebabkan oleh jamur Fusarium, gejalanya terdapat busuk pada batang yang mengakibatkan tanaman layu dan akhirnya mati. Pengendaliannya dengan membuat drainase yang baik, fungisida yang dapat digunakan Preficur N, Dithane dan sebagainya

Bercak daun atau disebut juga Downy Mildew, banyak mengganggu tanaman paria dengan gejala daun mengering dan terdapat tepung putih di permukaan bawah daun. Penyakit ini dapat menurunkan produksi. Pengendalian dapat dilakukan dengan memotong daun terserang, mengatur kelembaban lahan dengan menjaga sanitasi dan drainase. Insektisida yang digunakan berupa insektisida kontakl maupun sistemik.

Panen
Tanaman paria dapat mulai dipanen pada umur 50 – 60 hari setelah semai, atau umur 45 – 50 hari setelah tanam. Pemanenan dapat dilakukan setiap 3 – 5 hari sekali, buah yang dipetik tergantung pada kebutuhan pasar.

Selamat mencoba semoga berhasil
Rumahbenihunggul.blogspot.com

Jumat, 28 Januari 2011

CARA BERTANAM CABE KERITING HIBRIDA

Sebuah rekomendasi Rumah Benih Unggul, untuk dipakai secara bijaksana yang disesuaikan dengan potensi agroekologi setempat.

Syarat Tumbuh
Tanah gembur dengan bahan organik tinggi, pH 5,5 – 7. Jenis tanah yang paling baik adalah liat berpasir. Bisa tumbuh dengan baik pada dataran randah sampai tinggi. Musim yang paling baik untuk menanam cabe adalah akhir musim hujan atau awal musim kemarau.

Persemaian
Media persemaian terdiri dari pupuk kandang dan tanah yang telah dihaluskan dengan perbandingan 3 : 1, kemudian ditambah pupuk TSP dan Nematisida. Agar benih mudah berkecambah dan untuk mematikan bibit penyakit, perlu diberi perlakuan sebagai berikut: benih direndam dengan air hangat kuku (350 – 400 C), ditambah fungisida Previcur N 1,5 g/l atau Agrept 1,2 g/l selama 4 – 6 jam. Kemudian benih ditiriskan dan diperam hingga berkecambah. Benih yang telah berkecambah dimasukan ke dalam polibag ( 1 polibag untuk 1 benih ).

Persiapan lahan
Tanah dibajak sampai remah lalu ditaburi dolomit sekitar 4 ton/ha. Selanjutnya dibuat bedengan dengan tinggi 40 – 50 cm (musim penghujan) dan 30 – 40 cm (musim kemarau). Lebar bedengan 120 cm dan panjang disesuaikan dengan keadaan lahan. Di antara bedengan dibuat saluran selebar 60 cm. Pada bedengan setengah jadi ditaburi pupuk kandang sebanyak 30 ton/ha. Paling lambat satu minggu sebelum tanam bedengan diberi pupuk dengan dosis: Urea: 10 g/tan.: SP36: 45 g/tan.; KCl: 30 g/tan.: Borate: 1 g/tan.

Dosis pupuk ini dapat disesuaikan dengan tingkat kesuburan tanah setempat. Pupuk dasar diberikan dengan cara membuat dua alur pada kedua sisi bedengan sedalam 20 cm. Pupuk disebarkan pada kedua alur tersebut dan selanjutnya ditutup dengan tanah. Bedengan yang telah dipupuk langsung ditutup dengan mulsa plastik hitam perak. Penutupan akan lebih baik apabila dilakukan pada waktu siang hari, agar plastik lebih mudah mengembang.

Transplanting atau Penanaman
Bibit yang sudah berumur 20 – 25 hari atau mempunyai 5 – 6 daun dapat dipindahkan ke lahan. Penanaman sebaiknya dilakukan sore hari, sebelum ditanam, sebaiknya bibit disiram dengan campuran Previcur N atau Agrept dengan dosis 1,5 g/l. Sebelum penanaman, guludan dileb hingga 2/3 ketinggian guludan. Lubang tanam dibuat dengan cara melubangi plastik mulsa dengan jarak 60 cm x 70 cm. Plastik polibag dilepas agar perakaran dapat berkembang dengan baik.

Pemeliharaan
Penyulaman dan pengairan
Penyulaman dilakukan secepat mungkin, jika ada tanaman yang mati atau kurang normal, untuk mendapatkan pertumbuhan tanaman yang seragam. Pengairan dilakukan apabila kondisi tanah kering, dapat dilakukan dengan cara penyiraman per tanaman atau dengan cara menggenangi bedengan sampai 2/3 tinggi bedengan kurang lebih 2 jam.
Pemasangan ajir.
Dilakukan pada saat tanam atau maksimal 7 hst, agar sistem perakaran tidak rusak. Tinggi ajir 150 cm, lebar 4 cm dan kemiringan ajir 350 . Tanaman kemudian diikat pada ajir, dari satu ajir ke ajir lain diperkuat dengan tali 50 cm dari bedengan. Tali dipasang mengelilingi bedengan.
Perempelan/Perompesan
Dilakukan pada umur 15 – 20 hst, dengan membuang tunas-tunas yang tumbuh searah, di bawah cabang utama sehingga yang ada hanya tunas yang berseberangan agar terlihat vigor. Jumlah tunas yang dibiarkan maksimum 4 (empat) tunas. (Lihat gambar?).
Perlakuan khusus
Khusus untuk varietas Bintoro dan Andalas membutuhkan pupuk Ca (Kalsium) yang tinggi mulai umur 22 hst dengan cara dikocor atau disemprot, 1 minggu sekali. Hal ini dilakukan hingga panen pertama, pupuk daun yang dapat digunakan antara lain Forbest, Calsium Fertilizer, Calsium Super atau Grow More Calsium. Untuk meningkatkan vigor tanaman dapat diberikan hormon perangsang tumbuh pada umur 25 hst dan 40 hst (menggunakan Cytozime) dan umur 30 hst dan 45 hst menggunakan Atonik.

Hama dan Penyakit Utama serta Pengendaliannya
Tungau banyak terdapat di musim kemarau, menyerang dan menyebar dengan bantuan angin, binatang dan alat-alat pertanian. Pengendalian dengan penyemprotan Tedion, Meothrin, Petacrex, Omit atau Miitac.

Penggerek Buah tanda-tandanya permukaan polong diselubungi dengan benang-benang putih, di dalamnya terdapat larva. Pada polong muda terdapat titik bekas tempat masuknya larva dan biji tampak berlubang. Pengendalian dengan insektisida Matador, Buldok sesuai anjuran.

Anthraknosa disebabkan oleh cendawan Collectotricum lindeumthianum. Mula-mula terdapat bercak coklat kemerahan atau jingga pada batang (biasa terjadi apabila cuaca terlalu lembab atau curah hujan tinggi). Pengendalian preventif dengan menggunakan benih yang tahan atau toleran. Secara kimiawi bisa dilakukan dengan fungisida Mancozeb (Vondozeb, Dithane M 45, Manzate), Manzeb (Velimex, Zineb), Klorotalonil (Daconil WP). Apabila sudah terjadi serangan, buah yang terserang harus dipetik dan dikubur atau dibuang jauh dari areal pertanaman. Selanjutnya tanaman disemprot dengan fungisida sistemik seperti Folicur atau Alto.

Layu Bakteri (Pseudomonas solanacearum) banyak menyerang di musim hujan, penyebabnya bakteri Pseudomonas solanaceaarum yang berkembang cepat pada tanah yang lembab. Gejala berupa kelayuan di siang hari dan segar lagi di sore hari. Demikian berulang-ulang dan akhirnya tanaman layu permanen dan mati. Pengendalian yang efektif adalah dengan caara menyempurnakan pengolahan tanah dan memperbanyak penggunaan pupuk organic seperti pupuk kandang, kompos atau bokasi. Saat tanam, 1 mst dan 1 bst, tanaman dikocor dengan EM 4 atau Bio Mikro.

Bercak Bakteri disebabkan oleh bakteri Xanthomonas compestris yang banyak menyerang di musim hujan. Pada daun terdapat bercak basah yang tidak beraturan, tepi daun terlihat warna hitam membusuk, dan daun menggulung. Pengendalian dengan sanitasi sekitar pertanaman. Secara kimiawi menggunakan pestisida berbahan aktif tembaga seperti Cupravit, Coppeersandos, Trimiltok atau Cobox. Perlu diperhatikan penyemprotan tidak boleh dilakukan apabila tanaman belum berumur 2 minggu.

Phytopthora Blight dan Choaenophora Bligh, Pestisida yang bisa digunakan adalah pestisida Sistemik yang diberikan secara berseling dengan pestisida kontak, 1 kali sistemik dan 2 kali kontak. Penyemprotan dilakukan mulai umur 20 hst. Pestisida sistemik yang bisa digunakan adalah Ridomil MZ, Melody Duo, Curzate, Sandofan, sedangkan pestisida kontak antara lain Dithane M 45, Vondozeb dan Antracol.

Bercak daun Cercospora gejalanya berupa bercak bulat pada permukaan daun yang menyerupai mata kodok, daun menguning tetapi tidak membusuk. Pengendalian secara kultur teknis dengan menjaga sanitasi lingkungan, pengendalian dengan pestisida dapat menggunakan Score, Alto, Folicur, Rubiga atau Anvil.

Panen
Pemanenan dilakukan umur 95 sampai 110 hari setelah tanam, dan dapat dilakukan 2 atau 3 hari sekali dengan potensi hasil 1-1,3 kg/tanaman (tergantung jenis varietas yang ditanam).

Selamat mencoba semoga berhasil.
Rumahbenihunggul.blogspot.com

Selamat Datang di Rumah Benih Unggul (Rumbegul)---The House of Seeds---