Info pemesanan

Untuk informasi lebih lanjut hubungi :
Mobile : 08777 368 7888, 08129527536
PIN BB : 275A3598, 2A7EF714

Pembayaran melalui trasnfer ke :
BCA Cabang Purwakarta
A/n. Sugianto
Rek No : 2311 6672 13

Jumat, 28 Januari 2011

CARA BERTANAM CABE KERITING HIBRIDA

Sebuah rekomendasi Rumah Benih Unggul, untuk dipakai secara bijaksana yang disesuaikan dengan potensi agroekologi setempat.

Syarat Tumbuh
Tanah gembur dengan bahan organik tinggi, pH 5,5 – 7. Jenis tanah yang paling baik adalah liat berpasir. Bisa tumbuh dengan baik pada dataran randah sampai tinggi. Musim yang paling baik untuk menanam cabe adalah akhir musim hujan atau awal musim kemarau.

Persemaian
Media persemaian terdiri dari pupuk kandang dan tanah yang telah dihaluskan dengan perbandingan 3 : 1, kemudian ditambah pupuk TSP dan Nematisida. Agar benih mudah berkecambah dan untuk mematikan bibit penyakit, perlu diberi perlakuan sebagai berikut: benih direndam dengan air hangat kuku (350 – 400 C), ditambah fungisida Previcur N 1,5 g/l atau Agrept 1,2 g/l selama 4 – 6 jam. Kemudian benih ditiriskan dan diperam hingga berkecambah. Benih yang telah berkecambah dimasukan ke dalam polibag ( 1 polibag untuk 1 benih ).

Persiapan lahan
Tanah dibajak sampai remah lalu ditaburi dolomit sekitar 4 ton/ha. Selanjutnya dibuat bedengan dengan tinggi 40 – 50 cm (musim penghujan) dan 30 – 40 cm (musim kemarau). Lebar bedengan 120 cm dan panjang disesuaikan dengan keadaan lahan. Di antara bedengan dibuat saluran selebar 60 cm. Pada bedengan setengah jadi ditaburi pupuk kandang sebanyak 30 ton/ha. Paling lambat satu minggu sebelum tanam bedengan diberi pupuk dengan dosis: Urea: 10 g/tan.: SP36: 45 g/tan.; KCl: 30 g/tan.: Borate: 1 g/tan.

Dosis pupuk ini dapat disesuaikan dengan tingkat kesuburan tanah setempat. Pupuk dasar diberikan dengan cara membuat dua alur pada kedua sisi bedengan sedalam 20 cm. Pupuk disebarkan pada kedua alur tersebut dan selanjutnya ditutup dengan tanah. Bedengan yang telah dipupuk langsung ditutup dengan mulsa plastik hitam perak. Penutupan akan lebih baik apabila dilakukan pada waktu siang hari, agar plastik lebih mudah mengembang.

Transplanting atau Penanaman
Bibit yang sudah berumur 20 – 25 hari atau mempunyai 5 – 6 daun dapat dipindahkan ke lahan. Penanaman sebaiknya dilakukan sore hari, sebelum ditanam, sebaiknya bibit disiram dengan campuran Previcur N atau Agrept dengan dosis 1,5 g/l. Sebelum penanaman, guludan dileb hingga 2/3 ketinggian guludan. Lubang tanam dibuat dengan cara melubangi plastik mulsa dengan jarak 60 cm x 70 cm. Plastik polibag dilepas agar perakaran dapat berkembang dengan baik.

Pemeliharaan
Penyulaman dan pengairan
Penyulaman dilakukan secepat mungkin, jika ada tanaman yang mati atau kurang normal, untuk mendapatkan pertumbuhan tanaman yang seragam. Pengairan dilakukan apabila kondisi tanah kering, dapat dilakukan dengan cara penyiraman per tanaman atau dengan cara menggenangi bedengan sampai 2/3 tinggi bedengan kurang lebih 2 jam.
Pemasangan ajir.
Dilakukan pada saat tanam atau maksimal 7 hst, agar sistem perakaran tidak rusak. Tinggi ajir 150 cm, lebar 4 cm dan kemiringan ajir 350 . Tanaman kemudian diikat pada ajir, dari satu ajir ke ajir lain diperkuat dengan tali 50 cm dari bedengan. Tali dipasang mengelilingi bedengan.
Perempelan/Perompesan
Dilakukan pada umur 15 – 20 hst, dengan membuang tunas-tunas yang tumbuh searah, di bawah cabang utama sehingga yang ada hanya tunas yang berseberangan agar terlihat vigor. Jumlah tunas yang dibiarkan maksimum 4 (empat) tunas. (Lihat gambar?).
Perlakuan khusus
Khusus untuk varietas Bintoro dan Andalas membutuhkan pupuk Ca (Kalsium) yang tinggi mulai umur 22 hst dengan cara dikocor atau disemprot, 1 minggu sekali. Hal ini dilakukan hingga panen pertama, pupuk daun yang dapat digunakan antara lain Forbest, Calsium Fertilizer, Calsium Super atau Grow More Calsium. Untuk meningkatkan vigor tanaman dapat diberikan hormon perangsang tumbuh pada umur 25 hst dan 40 hst (menggunakan Cytozime) dan umur 30 hst dan 45 hst menggunakan Atonik.

Hama dan Penyakit Utama serta Pengendaliannya
Tungau banyak terdapat di musim kemarau, menyerang dan menyebar dengan bantuan angin, binatang dan alat-alat pertanian. Pengendalian dengan penyemprotan Tedion, Meothrin, Petacrex, Omit atau Miitac.

Penggerek Buah tanda-tandanya permukaan polong diselubungi dengan benang-benang putih, di dalamnya terdapat larva. Pada polong muda terdapat titik bekas tempat masuknya larva dan biji tampak berlubang. Pengendalian dengan insektisida Matador, Buldok sesuai anjuran.

Anthraknosa disebabkan oleh cendawan Collectotricum lindeumthianum. Mula-mula terdapat bercak coklat kemerahan atau jingga pada batang (biasa terjadi apabila cuaca terlalu lembab atau curah hujan tinggi). Pengendalian preventif dengan menggunakan benih yang tahan atau toleran. Secara kimiawi bisa dilakukan dengan fungisida Mancozeb (Vondozeb, Dithane M 45, Manzate), Manzeb (Velimex, Zineb), Klorotalonil (Daconil WP). Apabila sudah terjadi serangan, buah yang terserang harus dipetik dan dikubur atau dibuang jauh dari areal pertanaman. Selanjutnya tanaman disemprot dengan fungisida sistemik seperti Folicur atau Alto.

Layu Bakteri (Pseudomonas solanacearum) banyak menyerang di musim hujan, penyebabnya bakteri Pseudomonas solanaceaarum yang berkembang cepat pada tanah yang lembab. Gejala berupa kelayuan di siang hari dan segar lagi di sore hari. Demikian berulang-ulang dan akhirnya tanaman layu permanen dan mati. Pengendalian yang efektif adalah dengan caara menyempurnakan pengolahan tanah dan memperbanyak penggunaan pupuk organic seperti pupuk kandang, kompos atau bokasi. Saat tanam, 1 mst dan 1 bst, tanaman dikocor dengan EM 4 atau Bio Mikro.

Bercak Bakteri disebabkan oleh bakteri Xanthomonas compestris yang banyak menyerang di musim hujan. Pada daun terdapat bercak basah yang tidak beraturan, tepi daun terlihat warna hitam membusuk, dan daun menggulung. Pengendalian dengan sanitasi sekitar pertanaman. Secara kimiawi menggunakan pestisida berbahan aktif tembaga seperti Cupravit, Coppeersandos, Trimiltok atau Cobox. Perlu diperhatikan penyemprotan tidak boleh dilakukan apabila tanaman belum berumur 2 minggu.

Phytopthora Blight dan Choaenophora Bligh, Pestisida yang bisa digunakan adalah pestisida Sistemik yang diberikan secara berseling dengan pestisida kontak, 1 kali sistemik dan 2 kali kontak. Penyemprotan dilakukan mulai umur 20 hst. Pestisida sistemik yang bisa digunakan adalah Ridomil MZ, Melody Duo, Curzate, Sandofan, sedangkan pestisida kontak antara lain Dithane M 45, Vondozeb dan Antracol.

Bercak daun Cercospora gejalanya berupa bercak bulat pada permukaan daun yang menyerupai mata kodok, daun menguning tetapi tidak membusuk. Pengendalian secara kultur teknis dengan menjaga sanitasi lingkungan, pengendalian dengan pestisida dapat menggunakan Score, Alto, Folicur, Rubiga atau Anvil.

Panen
Pemanenan dilakukan umur 95 sampai 110 hari setelah tanam, dan dapat dilakukan 2 atau 3 hari sekali dengan potensi hasil 1-1,3 kg/tanaman (tergantung jenis varietas yang ditanam).

Selamat mencoba semoga berhasil.
Rumahbenihunggul.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar